Senin, 04 Januari 2010

Bermimpi Itu Gratis

Belum lama ini, film Sang Pemimpi mulai diputar. Aku sudah menunggu film ini sejak lama. Penasaran bagaimana hasilnya novel Sang Pemimpi difilmkan. Kenapa aku begitu menunggu film ini? Bukan karena aku sudah melihat Laskar Pelangi, tapi karena aku sudah membaca novelnya. Buat aku novel ini menarik. Penuh dengan makna. Tidak hanya sebuah cerita tentang masa remaja beberapa anak sekolahan. Lebih dari itu adalah cara mereka memaknai hidup. Bagaimana sebuah mimpi yang tampaknya mustahil bisa terwujud. Rasanya bagaimana mungkin dua orang remaja kampung dari sebuah pulau kecil di timur sumatera bisa kuliah di Paris. Wow ... sampai saat ini aku masih mengaguminya.

Rasanya kalau kita pikir sepertinya tidak ada jalan bagi kedua remaja tersebut bisa mencapai Paris. Tapi sejak awal, mereka tahu apa yang mereka inginkan meskipun dengan judul "hanya mimpi". Banyak dari kita tidak berani bermimpi. Kita sering membatasi diri kita dengan pikiran-pikiran negatif kita. " Ah, mana mungkin bisa" atau "Sepertinya saya tidak bisa melakukannya". Banyak sekali batasan-batasan yang kita buat. Padahal bermimpi itu gratis, tidak berbayar. Di zaman sekarang ini, semuanya berbayar, tidak ada yang gratis. Bahkan terkadang buang air di tempat umum, seperti di bandara saja harus bayar. Hal yang terkadang buat saya tidak senang,namanya tempat umum kenapa harus bayar? Yang gratis dan boleh dilakukan seringkali , sebanyak-banyaknya dan sepuas-puasnya adalah bermimpi.

Percayalah ... suatu saat cepat atau lambat mimpi kamu akan menjadi kenyataan. Mempunyai mimpi dengan sendirnya akan menarik kita pada hal-hal yang mempermudah kita untuk mencapai mimpi kita. Kalau kamu sudah menonton film Sang Pemimpi, pernahkah kamu berpikir kenapa kedua remaja itu, Ikal dan Arai bisa sampai di Bogor padahal tujuan awal mereka di Ciledug? Andaikan mereka benar-benar sampai di Ciledug dan bukan tersesat di Bogor, mungkin mereka tidak pernah ke Paris. Di Bogor, mereka akhirnya bisa kuliah di UI yang pada akhirnya membawa mereka mendapatkan beasiswa kuliah di Paris. Begitulah jalan yang akan membawa kita menuju mimpi kita, kadang-kadang lewat hal yang tidak terpikirkan oleh kita.

Percaya atau tidak, saya punya teman yang menuliskan mimpinya mempunyai uang banyak sebesar Rp 20M. Sebuah angka yang sangat fantastis yang sulit didapatkan dari gaji seorang karyawan kantoran biasa. Tapi itulah dia sudah berani bermimpi, dan aku sangat penasaran apakah mimpinya akan menjadi kenyataan. Dia menuliskannya di selembar cek tertanggal 12 Oktober 2012. Tidak ada satu alasan khusus kenapa dia menuliskan tanggal tersebut, secara alami terjadi begitu saja. Mudah-mudahan waktu itu belum terjadi kiamat, hehehe ....

Jadi bermimpilah dan yakinlah kamu bisa mencapai mimpi itu ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar